Memilih jenis atap untuk jenis rumah memang cukup penting. Penentuan jenis atap dapat disesuaikan dengan luas dan lokasi rumah. Bagi pemilik rumah di Indonesia jenis atap sangatlah menentukan kenyamanan di dalam rumah karena Indonesia memiliki iklim tropis. Atap harus dapat melindungi dari terik matahari, serta menjaga rumah supaya tidak mudah bocor karena hujan yang sangat lebat.
Jenis Atap Paling Pas yang Dapat Anda Pilih
Atap Datar
Atap datar menjadi jenis atap yang paling banyak digunakan pengembang untuk perumahan berukuran kecil. Atap jenis ini memiliki kemiringan kurang dari 10 derajat. Mayoritas pengembang menggunakan atap berbahan beton atau dengan polycarbonate.
Bentuknya yang datar memudahkan pembuatan rangka. Biasanya, atap datar juga sering digunakan untuk rumah kecil dimana penghuninya berpotensi menambah lantai rumah. Konstruksi dari atap datar adalah pelat beton bertulang konvensional atau juga beton pabrikasi atau prefab. Bahan atap lainnya termasuk beton komposit atau beton ringan aerasi.
Namun demikian, atap datar sebenarnya cukup berisiko bagi hunian di Indonesia. Curah hujan yang lebat membuat hunian rawan bocor dengan atap datar. Karena itulah, biasanya jenis atap datar ini digunakan untuk rumah contoh dari perumahan-perumahan sederhana.
Apabila diperlukan, atap datar ini dapat dibuat dengan kemiringan minimum 20 derajat dimana kemiringan ini memungkinkan air langsung mengalir ke lubang pembuangan. Namun demikian, dibuat jalur air khusus pada tepi atap untuk menghindari genangan air hujan yang merusak dak beton.
Baca juga: Ini Dia Pengertian dan Jenis-jenis Kusen
Atap Pelana
Jenis atap ini menjadi jenis atap yang paling sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Atap pelana memiliki kemiringan kurang lebih 40 derajat. Bentuk atap pelana adalah bentuk gunungan dengan sisi di sampingnya.
Tentu saja, bentuk ini sangat sesuai dengan kondisi alam di Indonesia. Saat musim panas, bentuk ini mendukung sirkulasi yang lebih bagus. Sedangkan saat musim hujan, maka kemungkinan terjadinya kebocoran akan berkurang.
Struktur dari atap pelana mengaplikasikan kuda – kuda untuk tumpuan beban atap. Nantinya tumpuan beban atap tersalur ke beberapa titik kolom. Apabila tritisan hendak diperlebar, maka usuk dapat diperpanjang sesuai lebar tritisan yang diperlukan.
Cara untuk mengurangi risiko bocor atau paparan sinar matahari yang terlalu tinggi pada gunungan, maka bagian gunungan dapat dihadapkan pada sisi yang tidak terkena pancaran langsung matahari. Solusi lain adalah dengan pengaplikasian cat eksterior supaya tidak terjadi pelapukan yang mengakibatkan kebocoran.
Atap Limas
Sesuai namanya, jenis atap ini memiliki bentuk seperti empat buah segitiga sama sisi dengan sisi meruncing yang membentuk piramida. Beberapa pemilik hunian cenderung memilih atap jenis ini dibandingkan dengan atap pelana. Sudut curam sangat pas untuk kondisi hunian yang sering terpapar hujan lebat. Selain itu, ruang yang tersedia juga cukup lapang untuk sirkulasi udara yang cukup baik.
Keunggulan lain dari jenis atap ini adalah bentuknya yang sederhana dimana pemasangan talang lebih mudah. Selain itu, bentuk atap limas melebar di setiap sisi secara seimbang dimana faktor ini memberi perlindungan merata untuk dinding. Dinding pun tidak terlalu terpapar hujan dan panas.
Namun demikian, pemasangan atap limas memang cukup rumit sehingga butuh biaya yang tidak sedikit. Selain itu, ruang yang ada di bawah atap tentunya berisi konstruksi rumit, sehingga tidak dapat digunakan untuk fungsi lain seperti loteng jemuran atau kamar. Intinya, atap limas sedikit sulit untuk digabungkan dengan jenis atap lain. Karena itulah atap jenis ini dapat diterapkan pada rumah dimana pemiliknya tidak berencana untuk menambah lantai.
Atap Mansard
Jenis atap ini diperkenalkan oleh seorang arsitek dari Perancis, Francois Mansard. Jenis atap ini memiliki empat sisi dobel dengan kemiringan tertentu. Atap Mansard sangat sesuai diaplikasikan untuk rumah yang menyediakan space untuk ruangan tambahan di atap.
Jenis atap ini paling sering diaplikasikan di rumah-rumah yang ada di negara empat musim. Namun bukan berarti rumah-rumah di Indonesia tidak dapat mengaplikasikannya. Hanya saja, pemilik hunian dapat memilih jenis atap yang sesuai. Beberapa jenis bahan atap yang dapat dimanfaatkan untuk atap mansard adalah polycarbonate atau baja ringan.
Untuk kondisi yang lebih prima, atap uPVC Alderon juga dapat menjadi alternatif terbaik. Selain dapat meredam panas, atap ini juga dapat meredam suara hujan sehingga tidak ada suara berisik seperti yang muncul pada atap galvalum. Durabilitasnya juga sangat bagus.
Jangan Sampai Salah Pilih
Tentunya, pemilihan atap harus dikonsultasikan dengan tukang yang akan melakukan pembangunan rumah. Namun bagi mereka yang memilih untuk membeli rumah jadi atau perumahan, mereka dapat menyeleksi jenis-jenis atap yang ditawarkan. Dengan demikian, mereka tidak salah pilih dan tetap nyaman tinggal di rumah dalam jangka panjang.