Atap rumah mungkin selalu menjadi bagian yang tak akan terlewatkan saat membahas tentang eksterior. Ya, bagian atas dari bangunan ini bisa dikatakan sebagai salah satu komponen penting, baik dari segi fungsi utama maupun fungsi tambahannya.

Hal ini karena sekarang atap tak sekedar memberi perlindungan semata, tetapi juga meningkatkan nilai estetik dari bangunan yang dilindunginya.  

Pentingnya Memahami Macam-Macam Pilihan Atap Rumah

Harus diakui bahwa saat ini model bangunan, rumah utamanya, sudah semakin beragam. Selain dari sekedar segi estetika, desain rumah juga disesuaikan terhadap kondisi lain yang terkait. Kondisi cuaca dan iklim, ketersediaan lahan hingga mencari manfaat tambahan membuat rumah pun semakin bervariasi modelnya. Tak terkecuali untuk bagian atap rumah yang juga kini semakin berkembang.

Nah apabila Anda sedang mencari referensi atau inspirasi untuk atap, sebaiknya hindari memilih secara asal. Tentu saja, menggunakan atap rumah tanpa pertimbangan dan pemikiran lebih lanjut bisa memicu risiko yang tak diharapkan. Selain berisiko kehilangan manfaat utama, atap yang tidak sesuai juga bisa memboroskan anggaran hingga mengurangi keindahan rumah Anda nantinya.

Harus diakui, masih banyak desain rumah di Indonesia yang cenderung memiliki penampilan yang sama, bahkan terkesan monoton. Namun seiring waktu, kini semakin banyak orang yang mulai menggunakan konsep dan desain yang lebih berani, tak terkecuali pada bagian atap. Jika Anda termasuk orang yang ingin mencoba berbagai varian atap, perlu mempertimbangkan kembali fungsi dari bagian ini, antara lain

  1. Atap berdasar kebutuhan dirancang agar mampu memberikan perlindungan terhadap penghuni rumah beserta harta benda di dalamnya dari faktor alam seperti panas cahaya matahari, guyuran hujan hingga angin kencang.
  2. Atap berdasarkan keinginan juga bisa dirancang agar mampu memberikan manfaat lain misalnya untuk meningkatkan keamanan, membantu mengelola suhu ruangan, meredam kebisingan, memberikan tambahan privasi hingga menyediakan ruang tambahan.
  3. Atap berdasar selera juga bisa dirancang agar memberikan nilai estetik tersendiri, misalnya agar sesuai dengan konsep eksterior rumah atau terlihat berbeda dari rumah-rumah lain di sekitarnya.

Jadi bisa disimpulkan bahwa atap bukan sekedar atap, namun bisa menjadi bagian lain yang dapat memberikan manfaat sesuai keinginan dan selera. Terlepas dari itu, Anda yang akan mempertimbangkan berbagai jenis atap rumah, harus selalu mengutamakan fungsi utama dari atap itu sendiri, yaitu memberikan perlindungan terhadap bagian rumah di bawahnya, penghuni beserta harta benda di dalamnya.

Jenis Atap Rumah Berdasar Bentuk atau Model

atap rumah tanah liat

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa jenis-jenis atap rumah saat ini sudah semakin beragam seiring dengan perkembangan dunia arsitektur. Tak hanya dikembangkan berdasar kebutuhan, atap juga dikembangkan dengan memperhatikan nilai estetika dan nilai fungsionalitas. Inilah yang kemudian membuat bentuk atap rumah menjadi semakin beragam.

Nah, apabila Anda sedang mencari inspirasi atap rumah, berikut ini beberapa model yang bisa Anda pertimbangkan

Atap Pelana

Sesuai namanya, jenis atap ini memiliki bentuk menyerupai pelana kuda terdiri atas sisi yang miring dan bidang segitiga pada sisi lainnya. Pada umumnya, sudut miring yang digunakan pada atap ini memiliki sudut antara 30-40 derajat agar genting tidak mudah lepas tanpa membuat air hujan mudah tergenang. Atap pelana juga memiliki beberapa varian yang juga bisa dipilih sesuai selera, antara lain Box Gable Roof, Front Gable, Cross Gable Roof, Gable Roof with Shed Roof Addition maupun Dutch Gable Roof.

Model ini sering menjadi rekomendasi atap rumah karena memiliki banyak kelebihan dan ideal untuk iklim dan cuaca di Indonesia. Bentuk ini banyak dipilih karena cenderung hemat biaya dari segi bahan, tenaga pemasangan dan perawatannya. Namun tentu saja, faktor biaya juga dapat dipengaruhi oleh jenis material atap yang digunakan dan konstruksi yang dipilih.

Atap Perisai

Bentuk lain yang juga cukup populer di tanah Air adalah atap perisai atau disebut juga sebagai limasan. Bentuk ini memiliki bangun ruang menyerupai limas dengan 4 bidang di atasnya, yaitu 2 segitiga yang bertemu di garis bubungan jurai dan 2 bidang trapesium yang bertemu di garis bubungan atas. Atap ini juga banyak digunakan karena menawarkan perlindungan yang lebih merata dengan desainnya yang melebar seimbang ke segala sisi.

Atap Sandar

Bentuk atap yang juga disebut sengkuap ini menggunakan 1 bidang atap yang terlihat disandarkan atau menempel pada dinding. Pada rumah bergaya kontemporer, atap ini biasa ditempatkan pada bagian tertentu seperti selasar, teras atau emper agar membuat tampilan rumah tidak monoton. Menariknya, rumah modern justru menggunakan model atap ini sebagai atap utamanya untuk memberikan kesan minimalis sekaligus unik.

Atap Tenda

Model yang juga biasa disebut sebagai piramida ini memiliki kemiringan bidang atap yang sama dan biasanya hanya digunakan pada bangunan dengan bentuk persegi. Atap ini menggunakan 4 bidang yang memiliki ukuran yang sama lalu bertemu di titik puncak.

Atap Gergaji

Untuk bentuk atap gergaji ini bisa Anda temui pada atap pabrik, atap gudang maupun atap bengkel. Model atap ini terdiri atas 2 bidang atap atau bahkan lebih dengan lereng yang mungkin tidak sama, menghasilkan visual menyerupai mata gergaji. Model atap ini semakin merambah ke hunian seiring makin ramainya orang yang mengadopsi konsep rumah bergaya industrial.

Atap Datar

Berbicara tentang konsep gaya rumah, maka rumah minimalis pun membawa bentuk atapnya sendiri. Atap datar menjadi salah satu bentuk atap yang paling banyak diaplikasikan ke rumah dengan gaya minimalis. Atap ini memiliki bentuk datar, dengan permukaan yang rata, mendatar tanpa ada pertemuan antar sisi. Meskipun bisa membuat rumah bisa lebih panas, atap ini menawarkan tampilan yang elegan dengan fungsi atap tambahan, jika dikehendaki.

Atap Kubah

Meskipun jarang diketahui rumah yang menggunakan jenis atap ini, tak menutup kemungkinan ada jalan untuk mulai mengaplikasikannya ke hunian. Ya, atap yang memiliki bentuk menyerupai setengah bola ini cenderung digunakan untuk bangunan besar saja. Kubah idealnya digunakan pada bangunan masjid, gereja, museum, aula, gedung konser, gedung pertemuan dan gedung lainnya.

Atap Rumah Berdasarkan Bahan atau Material Pembuatannya

Selain dibedakan dari bentuk atau modelnya, atap rumah juga bisa dikelompokkan berdasar bahan pembuatannya. Berbagai bahan atap ini kemudian bisa dikombinasikan dengan model atap tertentu agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pemilik rumah. Berikut ini beberapa macam atap berdasar bahan pembuatannya:

Atap Genting Tanah Liat

Salah satu material genting yang paling banyak dipakai di Indonesia adalah menggunakan genting tanah liat. Banyak atap perumahan di daerah kota maupun rumah-rumah di pelosok desa yang menggunakan material ini sebagai atap. Pemilihan bahan ini sendiri karena banyaknya kelebihan, sementara kekurangan masih bisa diantisipasi, antara lain: 

Keunggulan atap genting tanah liat

  • Harga lebih terjangkau
  • Ketersediaan melimpah 
  • Banyak pilihan bentuk maupun model
  • Kuat, kokoh, awet dan tahan serangga
  • Tampilan cukup elegan
  •  Pemasangan relatif mudah

Kekurangan atap genting tanah liat

  • Rentan jamur dan lumut, perlu cat pelapis
  • Membutuhkan rangka kayu yang cukup banyak
  • Kekuatan bergantung pada kemampuan bahan dan konstruksi rangka  
  • Rentan bocor dan genting melorot (pemasangan harus teliti)

Atap Genting Beton

Mirip dengan atap dari tanah liat, genting yang digunakan dibuat dari bahan beton. Dengan demikian, jenis atap ini menawarkan lebih banyak bentuk, modal dan warna untuk dipilih. Idealnya atap ini digunakan rumah dengan konsep minimalis atau modern.

Kelebihan atap genting beton:

  • Lebih kuat, kokoh dan awet, tahan cuaca, pelapukan, kebakaran maupun serangga
  • Tampilan yang lebih beragam untuk memenuhi selera pemilik rumah

Kekurangan atap genting beton:

  • Membutuhkan biaya yang lebih
  • Lebih berat dibanding atap genteng tanah liat 
  • Pemasangan yang lebih rumit

Atap Beton Cor

Menggunakan beton bertulang, atap beton cor ideal digunakan pada bangunan bertingkat yang lebih mengutamakan fungsi. Bagian atas dari atap ini memang dapat dimanfaatkan sebagai ruang tambahan, misalnya untuk tempat santai atau bahkan ruang menjemur pakaian.

Kelebihan atap beton cor:

  • Kuat, kokoh dan awet, tahan cuaca, pelapukan dan kebakaran
  • Bagian atas atap dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka tambahan

Kekurangan atap beton cor:

  • Sesuai usia, atap rentan terhadap lumut dan tumbuhan liar  
  • Membutuhkan pondasi cakar ayam untuk menopang bobotnya
  • Tembok bisa retak jika pembuatan atap tidak teliti

Atap Seng

Jenis atap yang satu ini mungkin lebih ideal untuk bangunan semi permanen seperti warung, toko kelontong, kios atau bahkan garasi.

Kelebihan atap seng:

  • Biaya yang murah
  • Bahan melimpah
  • Bisa menggunakan rangka minimalis karena bobot yang ringan

Kekurangan atap seng:

  • Rentan karat
  • Rentan terbawa angin
  • Tidak cukup sehat jika digunakan untuk hunian
  • Berisik saat hujan
  • Udara dalam ruang bisa sangat panas

Atap Asbes

Mirip dengan atap dari bahan seng di atas, jenis atap ini biasanya dipilih untuk mengatasi masalah panas berlebih seperti pada atap seng.

Kelebihan atap asbes:

  • Biaya murah
  • Bahan melimpah
  • Pemasangan mudah.
  • Bobot ringan sehingga tak terlalu membutuhkan rangka yang kuat

Kekurangan atap asbes:

  • Mengandung bahan karbon yang dapat merugikan kesehatan dalam jangka panjang
  • Rentan pecah sehingga pemasangan harus lebih hati-hati

Atap Canopy

Dengan karakteristik yang hampir sama dengan kedua bahan sebelumnya, canopy lebih banyak ditemui di rumah sebagai atap untuk teras, car port maupun garasi. Memasang atap ini, Anda bisa menggunakan jasa las.

Kelebihan atap canopy:

  • Pemasangan terbilang cepat
  • Memiliki ragam bentuk yang bisa dipilih dan mudah disesuaikan
  • Awet dan kuat
  • Biaya, relatif terjangkau

Kekurangan atap canopy:

  • Menggunakan atap ini untuk rumah dapat mengurangi jumlah ventilasi 
  • Sirkulasi udara bisa terhambat sehingga kurang sehat untuk hunian
  • Berisik saat hujan

Atap Genting Keramik

Selain tanah liat dan beton, ada pula bahan keramik yang berbahan dasar tanah liat namun dilapisi dengan zat tertentu untuk finishingnya. Biasanya, bahan atap ini bisa ditemui di rumah mewah, utamanya di bagian balkonnya.

Kelebihan atap genting keramik:

  • Tersedia banyak pilihan warna untuk meningkatkan estetika rumah
  • Kuat, awet dan tahan lama 
  • Menerapkan sistem interlock, menggunakan baut dan mur pada kerangka kayu maupun beton

Kekurangan atap genteng keramik:

  • Biaya yang mahal
  • Pemasangan yang harus teliti sehingga biasanya membutuhkan banyak waktu

Atap Genting Kaca

Pada umumnya, atap dengan bahan genting kaca digunakan untuk mendapatkan manfaat pencahayaan alami dari sinar matahari. Dengan kata lain, tidak semua ruangan dapat menggunakan bahan atap ini. 

Kelebihan atap genting kaca:

  • Berfungsi untuk mendapatkan pencahayaan alami dari sinar matahari
  • Mencegah dinding dari kelembapan yang dapat memicu pelapukan atau jamur

Kekurangan atap genting kaca:

  • Rentan pecah
  • Pilihan bentuk genting yang terbatas  
  • Tidak semua ruang dapat menggunakan atap jenis ini karena dapat membuat suhu ruangan sangat panas

Atap Genting Metal

Rumah atap genting metal menggunakan material logam anti karat maupun baja ringan dengan bentuk genting menyerupai lembaran seng. Kebanyakan logam anti karat yang digunakan adalah campuran, besi, aluminium, seng dan tembaga. Biasanya jenis atap ini digunakan pada atap sekolah maupun atap workshop.

Kelebihan genting metal:

  • Cukup ringan
  • Membuat rumah terasa sejuk karena menggunakan bahan isolator panas
  • Tahan api, tahan karat, anti pecah, anti lumut
  • Bebas perawatan
  • Dapat dipasang di bagian rumah manapun maupun bentuk ruang apapun

Kekurangan genteng metal:

  • Biaya mahal
  • Pemasangan konstruksi yang memerlukan ketelitian tinggi

Atap Sirap

Atap yang menggunakan bahan lempengan kayu (menyerupai triplek) dengan desain khas untuk estetika bangunan. Idealnya atap ini digunakan di gedung bersejarah, pendopo, rumah joglo maupun pada gazebo. 

Kelebihan atap sirap:

  • Bentuk khas yang unik  
  • Tidak menyerap panas untuk mendapatkan ruangan yang lebih sejuk
  • Tidak berkarat

Kekurangan atap sirap:

  • Harga cukup mahal
  • Ketersediaan yang bisa cukup sulit untuk didapat
  • Pemasangan yang memerlukan keahlian dan ketelitian 
  • Harus dirawat dengan baik agat masa pemakaian lebih lama (rentan pelapukan) 

Atap Genting Aspal

Atap ini menggunakan bahan dari campuran aspal dan bahan kimia lain agar bangunan lebih tahan dari berbagai risiko lingkungan maupun cuaca. 

Kelebihan atap genting aspal:

  • Kuat, kokoh dan awet, tidak mudah terbakar, tahan jamur dan tahan angin
  • Lebih ringan, jika dibanding dengan atap keramik atau atap metal
  • Menawarkan banyak pilihan warna 

Kekurangan atap genting aspal:

  • Biaya yang mahal
  • Kekuatan bergantung pada kemampuan rangka penyangga  
  • Bisa dikatakan cukup berat dibanding alternatif atap lainnya

Selain beberapa bahan populer di atas, masih ada pilihan jenis-jenis atap lainnya yang mungkin bisa Anda pertimbangkan, antara lain

  • Rumbia: menggunakan daun rumbia sebagai bahan atap membuat rumah terlihat lebih natural dan tradisional. Rumah bisa terasa lebih sejuk menggunakan atap ini.
  • Ijuk: mirip dengan rumbia, ijuk juga membuat ruang terasa lebih sejuk dengan kesan yang alami pada eksterior bangunan
  • Jerami: atap dari bahan jerami ini masih banyak digunakan oleh masyarakat adat atau pedalaman. Namun bukan berarti Anda tidak bisa mengaplikasikannya di bagian tertentu. 
  • Slate: menggunakan potongan batu tipis sebagai genting, menjadikan rumah akan terlihat unik sekaligus terlihat lebih kokoh
  • Polikarbonat: dengan lapisan tahan ultraviolet, bahan atap ini dapat menahan panas dari terik sinar matahari. Atap ini menawarkan pemasangan yang lebih mudah dengan pilihan warna beragam yang lebih awet dibanding bahan fiberglass.
  • Atap Onduline: sekilas mirip seng, atap lembaran ini terbuat dari campuran serat organik (serat kayu dan serat kertas) dengan bahan bitumen (aspal), resin dan mineral tambahan lain. Atap ini terkenal tahan karat sekaligus kokoh.
  • Polyvinyl Chloride (PVC): bahan ini menawarkan masa pakai yang lebih lama dibanding atap fiberglass namun masih di bawah bahan polikarbonat.
  • Awning: atap semi permanen berbahan kain dengan rangka besi ini biasanya digunakan untuk atap kecil pada teras atau di atas pintu dan jendela. 
  • Spandek (Zinclaume): bahan ini bisa dikatakan lebih awet jika dibanding atap polikarbonat, dengan kontruksi yang tepat tentunya. Bahkan ia dapat bertahan hingga lebih dari 30 tahun.  
  • Membrane: atap berbahan karet sintetis dengan PVC ataupun bitumen yang disesuaikan ini bisa dikatakan sebagai jenis atap terbaru. Atap ini disusun menggunakan beberapa lembaran karet sintetis dengan ketebalan tertentu. 
  • Bitumen onduvilla: atap berupa genting atau multroof ini menggunakan bajwa fiber sellosa, bitumen dan resin untuk memberikan perlindungan terbaik.
  • Bambu: bahan alami lain yang juga masih layak dipertimbangkan hingga saat ini adalah bahan bambu yang biasanya dipadukan dengan material kayu maupun glugu. Idealnya bahan ini digunakan untuk menegaskan kesan natural atau tradisional pada konsep bangunan.
  • Terpal: bukan tidak mungkin kain terpal yang didukung rangka besi bisa menjadi atap yang cocok untuk kebutuhan rumah Anda.

Akhir Kata

Demikianlah macam macam atap rumah yang mungkin bisa dijadikan sebagai tambahan referensi bagi Anda. Dalam menentukan atap rumah nantinya, selalu sesuaikan dengan konsep bangunan, anggaran, iklim dan cuaca Indonesia serta kondisi spesifik di lokasi.

Dengan memilih atap yang tepat, Anda pun tak sekedar memberi perlindungan pada bangunan di bawahnya serta penghuni rumah seisinya saja, tetapi juga meningkatkan estetika dan fungsi dari sebuah rumah yang utuh.